Perhatian:
Dalam artikel ini akan disebutkan beberapa buah merk produk. Hal ini bukanlah dimaksudkan sebagai iklan terselubung melainkan semata-mata hanyalah karena keterkaitannya dengan artikel ini. Terima kasih.
Beberapa bulan yang lalu, saya menerima SMS dari Telkomsel yang mengabarkan servis mereka yang baru yang katanya “Pertama di Indonesia” yaitu “T-Cash” singkatan dari “Telkomsel Cash”. Telkomsel Cash ini adalah uang virtual di mana dengan Telkomsel Cash ini kita tidak perlu membawa2 uang kas untuk berbelanja di merchant tertentu yang bekerjasama dengan Telkomsel, cukup kita menyebutkan nomer MSISDN kartu ponsel kita kepada kasir di merchant tersebut ketika terjadi proses pembayaran.
Di Jepang, cellphone payment ini sudah jauh lebih maju lagi, sudah banyak sekali merchant-merchant yang menerima pembayaran lewat ponsel. Caranyapun sudah jauh lebih maju. Jikalau pada T-Cash, pelanggan sebelumnya harus mengisi T-Cashnya dulu sebelum digunakan sama seperti beli voucher isi pulsa ponsel, maka di Jepang tidak perlu mengisi kas virtualnya dahulu, tagihan akan muncul bersamaan dengan tagihan bulanan ponsel bulan berikutnya, dan jikalau ponsel prabayar akan langsung mengurangi saldo pulsanya secara otomatis.
Salah satu merchant di Jepang yang getol menerima pembayaran lewat ponsel ini adalah perusahaan minuman ringan AS Coca-Cola. Ya, Coca-Cola meng-upgrade hampir seluruh mesin penjual minuman ringannya di seluruh Jepang agar pembeli dapat membeli sekaleng minuman Coca-Cola hanya dengan ponselnya dan tidak usah repot2 mencari koin atau uang receh untuk membelinya. Perusahaan selular terkemuka di Jepang DoCoMo dan industri elektronik raksasa Jepang Sony yang mengembangkan sistem ini yang dinamakan Felicia. Felicia adalah mikrochip yang ditambahkan di ponsel tertentu yang berfungsi sebagai pengganti kartu kredit tradisional. Di seluruh dunia ini tentu bukan hanya Coca-Cola saja merchant yang menerima pembayaran ponsel ini dan juga bukan hanya DoCoMo dan Sony saja yang mengembangkan pembayaran dengan ponsel, perusahaan2 lain seperti SanDisk (yang lebih dikenal sebagai perusahaan pembuat storage card dan Flash Disk) dan raksasa elektronik Belanda Philips serta banyak perusahaan2 lainnya berlomba2 untuk ‘menghilangkan’ uang kas sebisa mungkin dan mengalihkannya menjadi uang virtual atau uang digital untuk transaksi ekonomi sehari-hari.
Lantas kalau uang kas dihilangkan dan diganti dengan uang virtual (baca: pulsa telepon) bagaimana dengan nasib perbankan?? Nah itulah….. dahulu sebelum manusia mengenal uang sebagai alat pembayaran, transaksi dilakukan secara barter (pertukaran), dahulu pula jika orang ingin bertukar barang mudah sekali, asal sama2 saling membutuhkan pertukaran dapat terjadi dan tidak memikirkan apakah barang yang akan saya beri lebih murah atau lebih mahal dari benda yang akan saya dapatkan. Namun setelah manusia mengenal uang dan mengakui uang sebagai alat pembayaran yang sah, maka pertukaran (barter) menjadi tidak mudah atau tidak bebas lagi, orang kini berfikir kalau bertukar barang ingin yang sesuai harganya, karena kini setiap barang telah dipatok berdasarkan harga tertentu dengan sistem uang yang berlaku. Kini tentu orang tidak mau menukar handphone dengan sebuah apel karena dianggap harganya tidak sesuai, namun dahulu sebelum dikenalnya sistem mata uang, mungkin handphone (anggaplah misalnya zaman dulu handphone sudah ada) bisa ditukar dengan sebuah apel asalkan kedua fihak yang ingin bertukar masing2 membutuhkan benda2 tersebut. Nah, setelah lewat zamannya barter kini orang mengenal zamannya uang, namun di masa mendatang mungkinkah uang dapat digantikan dengan pulsa telepon (atau uang virtual) sebagai alat pembayaran yang sah??
Ya, kini setelah perusahaan2 penyedia jasa selular membuat bangkrut perusahaan2 pager/penyeranta serta membuat penghasilan penjual kartu pos dan pos giro menurun drastis kini nampaknya perusahaan2 penyedia jasa selular ini mulai melirik perbankan untuk “disingkirkan”. Hal ini juga didukung oleh perusahaan2 penyedia perangkat keras telekomunikasi dan perusahaan2 elektronik terkemuka di seluruh dunia. Ini ditandai dengan dimulainya era “cashless economy” ataupun “cashless society“ sekarang. Tentu “cashless society” masih menjadi seumur jagung saat ini dan masih jauh untuk menggantikan peran uang kas secara keseluruhan. Jalan menuju “cashless society” secara kseluruhan sangat berliku dan sulit, itu disebabkan bukan hanya dalam “cashless society” perlu konsensus bersama dunia internasional untuk menggantikan uang kas dengan pulsa ponsel, tapi juga perlu difikirkan persoalan2 pada sistem2 mulai dari hilir hingga ke hulu. Mulai dari peran bank sentral dan “penerbitan” pulsa ponsel, pendistribusian pulsa ponsel sendiri hingga persoalan di masyarakat tingkat bawah di mana semua orang harus mempunyai ponsel (minimal yang murah) guna melakukan transaksi sehari2, karena kini transaksi dibayar dengan perpindahan pulsa ponsel. Mungkin kalau di supermarket atau di toko2 besar, walaupun tidak punya ponsel asal punya nomor ponsel, perpindahan pulsa dapat dilakukan dengan terminal komputer, namun kalau transaksi terjadi dengan tukang bakso yang nggak punya terminal komputer yang terhubungkan dengan sistem, bagaimana pembayaran bisa dilakukan?? Nah, hal2 kecil seperti inilah yang juga mesti dipecahkan.
Waktu untuk menggantikan uang kas dengan pulsa ponsel sebagai alat pembayaran secara keseluruhan memang masih lama, katakanlah paling sedikit mungkin masih 50 tahun lagi. Untuk mengubah dari sistem uang kas menjadi pulsa ponsel sebagai alat pembayaran tentu juga tidak memerlukan biaya yang sedikit, biaya yang dikeluarkan juga tentu sangat banyak. Untuk itu mungkin perubahan dilakukan secara evolusioner (setahap demi setahap) dan tidak revolusioner (sekaligus) dan jalan menuju perubahan itu kini telah terbuka lebar. Selain biaya yang mahal, untuk merubah suatu sistem yang sudah mengakar dan meluas di tengah2 masyarakat tentu juga bukan perkara yang mudah namun bukan berarti tidak mungkin. Kita tidak pernah tahu apa yang dapat dilakukan oleh kemajuan teknologi di masa mendatang, sepuluh tahun lalu kita tidak menyangka bahwa dunia telekomunikasi selular bisa ‘bertabtrakan’ dengan dunia perbankan namun seiring dengan kemajuan teknologi kini transaksi dapat dilakukan hanya dengan melibatkan perpindahan atau transfer data digital saja dan nampaknya pada transaksi2 yang akan datang orang semakin tidak dan tidak lagi memerlukan uang kas secara fisik, hal inilah yang dimanfaatkan benar oleh para penyedia jasa pelayanan selular dan didukung oleh perusahaan2 raksasa elektronik dunia. Dan mungkin juga kemajuan teknologi tidak berhenti sampai di situ saja, mungkin nomor ponsel anda di masa mendatang juga dapat berfungsi sebagai nomor identitas pribadi anda dengan database diri anda yang sangat lengkap, dan dapat berfungsi sebagai pengganti KTP dan banyak kejutan2 lain yang dihasilkan oleh kemajuan era digital ini……….
Kindle Wireless Reading Device, Wi-Fi, Graphite, 6" Display with New E Ink Pearl Technology
uang virtual
6:58 PM
doni hari prasetyo














